Nagari Bisati Sungai Sariak merupakan nagari pemekaran yang menyimpan beragam potensi dari berbagai aspek: alam, manusia, sosial, ekonomi, hingga usaha khas masyarakat. Terletak di jalur strategis Sicincin–Pariaman, nagari ini perlahan berkembang menjadi kawasan dengan identitas lokal yang kuat dan kemandirian ekonomi yang bertumbuh.
Nagari ini memiliki luas 481 hektar, dengan lahan pertanian yang subur dan sistem irigasi alami dari sungai Batang Mangoi dan Batang Piaman. Jenis tanah padat dan lentur sangat mendukung pertanian sawah, ladang, serta kebun rakyat.
Potensi sumber daya air dan rencana pembangunan embung nagari akan memperkuat sektor pertanian dan ketahanan pangan masyarakat.
Salah satu potensi unggulan dan ikonik masyarakat Nagari Bisati Sungai Sariak adalah usaha pembuatan perabot atau mebel lokal, yang telah dikenal hingga ke luar daerah. Jenis perabot yang banyak diproduksi antara lain:
Kursi kayu ukir
Lemari dan meja
Perabot rumah tangga berbahan kayu dan rotan
Usaha perabot tersebar di hampir seluruh korong, khususnya Korong Toko Duku, Surau Duku, dan Kampuang Tangah, dengan pelaku utama berasal dari kalangan masyarakat produktif.
Potensi ini menjadi identitas khas ekonomi lokal, yang jika diberdayakan dengan baik melalui pelatihan, permodalan, dan pemasaran digital, dapat berkembang menjadi sentra industri kreatif berbasis nagari.
Total penduduk: 3.290 jiwa
Jumlah tenaga kerja: 1.206 orang bekerja aktif
Pendidikan:
S1: 136 orang
SMA/SMK: 835 orang
SMP ke bawah: 1.474 orang
Ketersediaan tenaga kerja dan tingginya partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi lokal seperti perabot, pertanian, dan UMKM menjadikan nagari ini dinamis secara sosial dan ekonomi.
Selain usaha perabot, masyarakat juga mengembangkan:
Warung kelontong dan pedagang harian
Kuliner rumahan dan industri makanan ringan
Jasa tukang dan buruh harian
Usaha jahit, laundry, dan layanan kebutuhan sehari-hari
Dengan adanya rencana pengembangan BUMNag, potensi ekonomi masyarakat ini dapat dinaikkan kelasnya melalui fasilitasi permodalan dan akses pasar.
Kerapatan Adat Nagari (KAN) tetap hidup dan aktif meski secara administratif terpisah dari nagari induk.
Tradisi musyawarah, gotong royong, dan nilai-nilai Minangkabau masih dijaga dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan sosial aktif: pengajian, remaja masjid, lomba antarkorong, kelompok tani, PKK, dan Karang Taruna.
Lokasi strategis: berada di jalur Sicincin–Pariaman
Rencana pembangunan:
Embung
Sarana olahraga
Digitalisasi pelayanan administrasi nagari
Nagari juga telah mengimplementasikan pendataan berbasis SDGs Desa yang partisipatif dan menyeluruh